Ketika sejumlah pelajar Indonesia asyik memainkan lagu Rayuan Pulau Kelapa dalam alunan musik kolintang pada pembukaan Indonesia Expo di Kedutaan Besar Indonesia di Moskwa akhir September lalu, seorang lelaki tiba-tiba berdiri dan
Ketika sejumlah pelajar Indonesia asyik memainkan lagu Rayuan Pulau Kelapa dalam alunan musik kolintang pada pembukaan Indonesia Expo di Kedutaan Besar Indonesia di Moskwa akhir September lalu, seorang lelaki tiba-tiba berdiri dan
Jangan lagi pertanyaan wisatawan bahwa “Indonesia, sebelah mana Bali?” dianggap sebagai kelucuan. Sesungguhnya, pertanyaan itu adalah sebuah ironi, sekaligus memprihatinkan. Sungguh menyedihkan karena nama Indonesia tak banyak dikenal di peta bumi. Padahal,
Pernyataan “siap menang dan siap kalah” yang diikrarkan lima pasangan calon yang akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2008 menjadi catatan amat penting. Dalam kancah pilkada yang kerap memantik konflik
Bengawan Solo tak seindah bayangan Gesang dalam dua pekan ini. Bengawan Solo berubah menjadi sumber petaka yang dahsyat ketika luapan airnya menenggelamkan 11 kabupaten/kota yang dilaluinya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa
Kendati dijadwalkan November 2007, namun pemilihan kepala daerah Sulawesi Selatan sudah menghangat. Pertarungan bakal kandidat makin seru. Tak terelakkan, pertarungan politik yang dibumbui sentimen kepentingan, ideologi, dan etnik menjadi aroma yang menyengat.
Pemilihan kepala daerah di dua daerah konflik itu sama-sama menghasilkan figur lama. Barnabas Suebu di Papua dan Banjela Paliudju di Sulawesi Tengah. Mengapa mereka berhasil? Apakah masyarakat tak butuh penyegaran?
Sebagai pembelajaran demokrasi, pemilihan kepala daerah secara langsung adalah lompatan jauh di kancah perpolitikan negeri ini. Namun, harus diakui pilkada belum mampu menyemai desentralisasi demokrasi.
Poso masih identik teror, penembakan misterius, dan bom. Aman tetapi mencekam. Demikian orang Poso melukiskan situasi kotanya. Barangkali hanya di warung kopi warga bisa tenang dan bebas berbicara tanpa sekat etnik dan
KONFLIK Polmas-Mamasa kembali berdarah. Penyerangan yang dilakukan kelompok pro-Mamasa di Kecamatan Aralle, Jumat sampai Sabtu pekan lalu, menewaskan dua warga kontra, yaitu Muis (42) dan seorang balita. Selain banyak yang menderita luka-luka,
ANDAIKATA mulai hari ini tidak ada upaya penanggulangan yang konkret, maka tidak mustahil kawasan hutan pinus Malino di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, akan berubah seratus persen. Lihat saja, saat ini