BIODATA

handining

Dr M Subhan SD adalah kolumnis dan wartawan politik, co-founder Palmerah Syndicate dan Direktur PolEtik Strategic. Ia juga dosen tak tetap Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (2019-2021) dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (2022). Memperoleh gelar doktor sosiologi-politik dari Departemen Sosiologi FISIP UI (2018), setelah menamatkan studi magister Kajian Ketahanan Nasional UI (2012) dan studi ilmu sejarah Universitas Padjadjaran (1991).

Spesialisasinya adalah bidang politik, sosiologi, jurnalistik, dan sejarah, meliputi isu-isu demokrasi, kebangsaan, dan konflik. Selama sebagai wartawan, sebagian besar menekuni bidang politik. Setelah memulai di majalah Jakarta-Jakarta (1992-1996), ia menjadi wartawan harian Kompas sepanjang 1996-2019. Ia menulis “Kolom Politik” antara 2013 hingga 2019, juga “Catatan Politik & Hukum” antara 2014-2016. Kolom-kolom politiknya diterbitkan menjadi buku Bangsa Mati di Tangan Politikus: Perilaku Politik Zaman Now (2019).

Pengalaman jurnalistiknya amat membekas saat menelusuri jejak-jejak konflik ketika mengemban tugas sebagai Kepala Biro Kompas Sulawesi dan Indonesia Timur (2004-2007) ketika menyaksikan puing-puing konflik di Poso, Ambon, Halmahera, Papua. Ia pernah menjadi Kepala Biro Kompas Jawa Timur (2007-2009) saat puncak kasus lumpur Lapindo menggenangi Sidoarjo. Tahun 2009 menjadi Wakil Kepala Desk Metropolitan Kompas. Pada 2009-2012 menjadi Wakil Kepala Desk Politik Hukum dan HAM Kompas dan kemudian Kepala Desk Politik Hukum dan HAM (2012-2013). Sejak 2013 menjadi wartawan kolumnis hingga 2019 saat memutuskan fokus di bidang riset dan konsultasi serta pemberdayaan sosial. Ia ikut mendirikan harian Warta Kota pada 1999, antara lain menjadi Wakil Redpel (2000-2004), Ketua Tim Bahasa dan Kepala Tim Sunting (2002-2004).   

This image has an empty alt attribute; its file name is 20191024_225420.jpg

Buku-buku karyanya adalah Negeri Para Nabi: Perjalanan Spiritual (2021) yang menguraikan jejak para nabi, Yerusalem yang telah 3.370 tahun diguncang konflik tanpa henti, dan bangsa-bangsa yang masyhur dan juga binasa, Langkah Merah: Gerakan PKI 1950-1955 (edisi baru terbit tahun 2021 dan edisi pertama tahun 1996), Bangsa Mati di Tangan Politikus: Perilaku Politik Zaman Now (2019), Suksesi (1997) tentang suksesi presiden menjelang jatuhnya rezim Soeharto pada 1998, Ulama-ulama Oposan (2000), Danger Zone (2003). Juga menjadi tim penulis buku AH Nasution: Jenderal Tanpa Pasukan, Politisi Tanpa Partai (1999), serta co-editor buku Mereka Bilang di Sini Tidak Ada Tuhan: Suara Korban Tragedi Priok (2004). 

This image has an empty alt attribute; its file name is fotop-768x1024.jpg

Selain fokus bidang riset dan konsultasi politik, pria kelahiran Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta, 5 Juni 1967 ini, juga memprakarsai pemberdayaan sosial untuk masyarakat pedesaan agar mudah mendapatkan akses pengetahuan (rumah belajar), akses kebutuhan masyarakat (distribusi air bersih), pemberdayaan ekonomi petani dan gerakan pelestarian lingkungan (pembagian bibit tanaman). Sebagai founder Mataangin Indonesia Social Initiative yang dirintisnya sejak 2016, ia menggerakkan masyarakat di sekitar kawasan Saguling, Bandung Barat.  Suami Inne R Surawiredja, ayah Haura Najmakamila dan Ayesha Najmaaulya, serta kakek Galia Renata Taboada ini memilih membenahi kampung  dengan menstimulus, mengajak, dan terlibat langsung agar munculnya prakarsa-prakarsa warga supaya bisa berdaya dan mandiri. Baginya, kampung adalah pondasi negara yang harus terus diperkokoh.