Sumpah Pemuda 1928 adalah penemuan sejarah luar biasa. Rumusan ”Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa; Indonesia”, adalah konsep yang solid. Menyatu dari serakan multietnik, reruntuhan sejarah, dan tumpukan penderitaan manusia. Itulah identitas
Sumpah Pemuda 1928 adalah penemuan sejarah luar biasa. Rumusan ”Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa; Indonesia”, adalah konsep yang solid. Menyatu dari serakan multietnik, reruntuhan sejarah, dan tumpukan penderitaan manusia. Itulah identitas
Tak terbayangkan ketakutan dan penderitaan mereka yang terusir dari tanah kelahirannya. Kehilangan keluarga, tercerabut dari kehidupan sosialnya. Konflik politik, etnik, dan agama telah merampas kehidupan orang-orang tak berdosa.
Lenin pasti tak membayangkan, kapitalisme yang dulu dilawannya kini menguasai bangsa Rusia. Produk kapitalis telah memermak wajah komunis yang hancur hampir 20 tahun silam. Rusia telah berubah menjadi sebuah bangsa yang berlomba-lomba
MELANGKAH ke dalam masjid ini, mata selalu tertambat ke sisi kusen pintu masuk. Sebuah papan bertuliskan: “Masjid Tertua di Sulsel, 1603”. Itulah Masjid Katangka di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Reformasi kebablasan bisa berakibat fatal. Alih-alih hendak membawa solusi baru, justru menjadi bumerang. Paradoks reformasi, sebagaimana dipahami il- muwan politik, Zbigniew Brzezinski (The Grand Failure, 1989), itulah yang memuluskan keruntuhan Uni Soviet,
Tujuan utama ke Harajuku setelah berjalan kaki sambil melihat-melihat suasana yang ditempuh hampir sejam dari Stasiun Shibuya di Tokyo terpaksa saya tunda beberapa menit meskipun plang nama jalan sudah terlihat. Pasalnya, pada
Panas yang cukup memanggang kulit terbayar sudah setelah menyusuri ruang demi ruang Istana Himeji, yang dari kejauhan sudah terlihat indah, akhir Juni silam. Warnanya yang dominan putih dengan bagian bawah bebatuan tampak
Dalam perjalanan ke Jepang atas undangan Cathay Pacific dan Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), saya buru-buru men-stabile itinenary kunjungan ke Masjid Kobe. Maklumlah, nama masjid itu sudah saya dengar saat mengikuti kuliah Sejarah
“Sesungguhnya buku ini bisa dipakai sebagai bahan untuk mempertebal kewaspadaan nasional dan kearifan sejarah” Prof Dr Taufik Abdullah Subhan SD, Langkah Merah: Gerakan PKI 1950-1955, Pengantar Prof Dr Taufik Abdullah, Yogyakarta, Bentang
Anggota Tim Penulis, Stanley Adi Prasetyo & Toriq Hadad (editor), Jenderal Tanpa Pasukan Politisi Tanpa Parpol: Perjalanan Hidup AH Nasuiton, Jakarta, PDAT dan ISAI, xi + 405 halaman