Ratu Adil

Oleh M Subhan SD

Ketika mulai terungkap ke publik pasca maraknya kasus ”orang hilang”, banyak orang penasaran pada Gafatar. Namanya cukup unik. Kalau terdengar di telinga mirip sekali dengan Avatar, yang pernah menyita perhatian, baik komik maupun filmnya. Tampaknya memang ada kemiripan. Avatar adalah makhluk inkarnasi yang membela kebenaran dan menjadi penyelamat. Gafatar adalah gerakan sosial yang basisnya keyakinan agama dan bicara juga soal juru selamat.

Continue reading “Ratu Adil”

Melawan Teror

Oleh M SUBHAN SD

Jitet

Lord Mountbatten, veteran legendaris Perang Dunia II, bersama cucu kembarnya dan seorang tukang perahu tewas dibom saat mereka berlibur di Mullaghmore, Sligo, Irlandia, 27 Agustus 1979. Satu jam kemudian, ledakan bom menewaskan 18 tentara Inggris di Warren Point, dekat perbatasan Irlandia. Dua ledakan bom itu dilakukan Irish Republican Army (IRA), kelompok perlawanan rakyat Irlandia Utara terhadap Inggris. Sejak era 1970-an, IRA mengubah bentuk serangan, yaitu aksi-aksi teror, meninggalkan taktik perang kota (urban warfare).

Continue reading “Melawan Teror”

Bangsa Mati di Tangan Politikus: Perilaku Politik Zaman Now

s

M Subhan SD, 2019, Bangsa Mati di  Tangan  Politikus:  Perilaku Politik Zaman Now, Pengantar: Prof Dr Azyumardi Azra dan Budiman Tanuredjo, Jakarta, Penerbit Buku Kompas, xxiii + 360 halaman

Demokrasi Indonesia memang sudah sampai pada titik yang tidak bisa dimundurkan lagi (point of no return), tetapi jika praktik budaya dan perilaku politik yang berlaku selama ini tetap berlangsung, boleh jadi “bangsa ini mati di tangan politikus”

Prof Dr Azyumardi Azra

Demokrasi bergerak liar. Kebebasan hampir tiada berbatas lagi. Orang berlomba-lomba bersuara paling keras. Era digital malah membuat kekalapan baru yaitu bermedia sosial yang begitu bersemangat hingga melupakan etika. Media sosial bukan menjadi saranan untuk saling mempereat kohesi sosial, melainkan justru berwatak asosial, yakni dipenuhi sinisme, agitasi, benci, yang mengancam integrasi sosial. Banyak elite politik yang tidak menyebarkan kesejukan, tetapi justru menjadi kompor yang memanas-manasi.

Continue reading “Bangsa Mati di Tangan Politikus: Perilaku Politik Zaman Now”

Suksesi

Subhan SD, 1997, Suksesi, Pengantar Dr Muhammad AS Hikam, Jakarta, Pustaka Sinar, xx + 137 halaman.

“Sumbangan paling berharga dari Sdr Subhan adalah kesungguhannya terlibat dalam upaya membuka wawasan warganegara mengenai masalah-masalah sentral yang perlu diperhatikan dan dicarikan solusinya sekaligus agar wacana mengenai suksesi tak sia-sia belaka”.

Dr Muhammad AS Hikam

Mengapa Suksesi ?

Sebagaimana diketahui bahwa suksesi presiden nyaris menyedot seluruh energi kita. Maklum saja, ada dua perasaan yang secara otomatis muncul. Di satu sisi, mencuatnya gagasan-gagasan positif, tapi di sisi lain, tak bisa dikesampingkan adanya kekhawatiran menyangkut prosesnya, terutama bila dikaitkan dengan soal faktor kesiapan.

Continue reading “Suksesi”

Ulama-ulama Oposan

Subhan SD, 2000, Ulama-ulama Oposan, Pengantar KH Mustofa Bisri, Bandung, Penerbit Pustaka Hidayah, 198 halaman

Subhan mungkin prihatin melihat langkanya ulama masa kini yang berani mengemban dan menjalankan peran “kenabian dan kerasulan” seperti menegakkan kebenaran, membela kaum lemah, mengawani umat, dan menebarkan rahmat

KH Mustofa Bisri

Al-Ghazali, seorang pemikir besar Islam, pernah memberikan wejangan menarik untuk para ulama. Dalam kata-kata yang lugas, pemikir besar itu mengatakan, ulama seharusnya mampu menciptakan jarak dengan penguasa (umara). Ulama yang baik akan lurus, kata al-Ghazali, tidak pernah berniat mendatangi para penguasa atau pemerintah/birokrat selama ada celah untuk menghindarinya.

Continue reading “Ulama-ulama Oposan”

Danger Zone

Subhan SD, 2003, Danger Zone, Jakarta, Gagas Media, x + 198 halaman

Ada pertanyaan yang selalu diajukan kepada saya: apakah yang paling mahal di Jakarta? Bila Anda menjawab mobil Audi A8, Jaguar seri X, atau Mercedez Benz seri S, saya tidak sependapat. Bahkan bila Anda menjawab rumah mewah di bilangan Pondok Indah, tetap saya tidak sejawaban. Saya tak tahu apakah Anda sekalian setuju, tetapi saya mengatakan jawabannya: rasa aman.

Continue reading “Danger Zone”