Meskipun menyadari mustahil mengejar matahari, sore itu, pada akhir Mei lalu, bus yang mengantar kami dari Hiroshima ke Okayama berusaha cepat-cepat dipacu menyusuri jalan tanjakan berliku di kawasan pegunungan Washuzan. Bus harus
Meskipun menyadari mustahil mengejar matahari, sore itu, pada akhir Mei lalu, bus yang mengantar kami dari Hiroshima ke Okayama berusaha cepat-cepat dipacu menyusuri jalan tanjakan berliku di kawasan pegunungan Washuzan. Bus harus
Panas yang cukup memanggang kulit terbayar sudah setelah menyusuri ruang demi ruang Istana Himeji, yang dari kejauhan sudah terlihat indah, akhir Juni silam. Warnanya yang dominan putih dengan bagian bawah bebatuan tampak
Dalam perjalanan ke Jepang atas undangan Cathay Pacific dan Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), saya buru-buru men-stabile itinenary kunjungan ke Masjid Kobe. Maklumlah, nama masjid itu sudah saya dengar saat mengikuti kuliah Sejarah
Sejak 2.100 tahun silam, kota Kashgar di Provinsi Xinjiang, China, telah menjadi kosmopolitan yang menghubungkan peradaban Barat dan Timur. Mereka bertukar bahasa, gaya hidup, kultur, dan agama. Kashgar adalah kunci penting pada
Indonesia adalah bangsa besar. Asian Games ke-18 pada 2018 di Jakarta dan Palembang saat ini menjadi pembuktian. Berulang kali bendera Merah Putih berkibar-kibar diiringi senandung merdu lagu ”Indonesia Raya” yang menggetarkan jiwa
“Sesungguhnya buku ini bisa dipakai sebagai bahan untuk mempertebal kewaspadaan nasional dan kearifan sejarah” Prof Dr Taufik Abdullah Subhan SD, Langkah Merah: Gerakan PKI 1950-1955, Pengantar Prof Dr Taufik Abdullah, Yogyakarta, Bentang
Hampir seribu tahun silam, seorang tokoh besar pada masa Dinasti Song di China, Wang An Shih (1021-1086), mengingatkan, ada dua sumber korupsi yang senantiasa berulang, yaitu buruknya hukum dan buruknya manusia. Sejarah
Abad ke-20 yang baru saja berlalu, kita menyaksikan dua negara-bangsa (”nation-state”) yang keropos: Yugoslavia dan Uni Soviet. Yugoslavia bertahan 73 tahun dan Uni Soviet bertahan 69 tahun. Kedua negara itu adalah negara
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memang sudah seharusnya gigih, tak menyerah, dan pantang mundur. Sayangnya, bukan sebagai wakil rakyat dalam memperjuangkan kepentingan ratusan juta rakyat di republik ini, melainkan lebih mengurus kepentingan sendiri.
Barangkali tak ada yang sealot rencana revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi. Setiap tahun selalu saja diwacanakan. Setidaknya sudah enam tahun ini, rencana revisi itu selalu mencuat menjadi isu publik. Namun, setiap kali