Berhentilah Membenci!

Oleh M Subhan SD

Sesuai konstitusi, Pemilihan Presiden 2024 digelar dua tahun lagi. Berarti kita mesti bersiap menghadapi suhu politik memanas kembali, meski sejak Pilpres 2014 narasi politik juga belum beranjak dari kekenesan dan kesinisan. Media sosial, kolom komentar di berita-berita daring, hingga saling lapor ke polisi, memperlihatkan ekspresi permusuhan.

Diksi negatif seperti bodoh, dungu, cebong, kampret, kadrun, jin buang anak, genderuwo, setan terpampang jelas di gawai, internet, dan media massa. Tak risih lagi mempertontonkan sikap reaktif, emosional, atau sumbu pendek.

Alhasil, ruang demokrasi minim perdebatan konstruktif. Kritik bukan pada isu substansial, melainkan menyasar gosip personal. Residu kontestasi, baik pilpres maupun pilkada, tampaknya telah mengikis pilar-pilar demokrasi. Setelah dua dasawarsa praktik demokrasi elektoral, negeri kita baru berada di kategori demokrasi cacat (flawed democracy) atau negara setengah bebas (partly free).

Continue reading “Berhentilah Membenci!”

Bung Karno, Pancasila, dan Thor

Oleh M Subhan SD

Bung Karno, 1931
(Foto: Repro buku Di Bawah Bendera Revolusi I )

Bung Karno bercerita, ketika manusia berada dalam alam pikiran mitologi dengan ruang hidup di rimba raya, manusia menuhankan petir, awan, sungai, angin, batu, pohon, hujan, dan sebagainya. Misalnya, bangsa Skandinavia menyembah Thor. Dalam mitologi bangsa Nordik (Eropa utara), Thor adalah  adalah Dewa Petir yang paling berkuasa. Putra Odin dan Giantess Fjörgyn ini adalah pelindung penduduk Midgard. Dalam tradisi Jerman, yang juga masuk Nordik, Thor adalah dewa palu yang terkait dengan kilat, badai, kekuatan, perlindungan umat manusia, dan juga keramat. 

Continue reading “Bung Karno, Pancasila, dan Thor”

Peradaban Kita Pasca Pandemi

Oleh: M Subhan SD

Pelabuhan Sisilia, Italia, di bulan Oktober 1347. Orang-orang berkumpul di dermaga. Mereka gembira menyambut 12 kapal yang bersandar setelah berlayar dari Laut Hitam. Tiba-tiba dalam sekejap, kegembiraan berubah menjadi kengerian. Kerumunan orang-orang itu disuguhi kejutan mengerikan. Di kapal itu, sebagian besar pelaut telah meninggal. Pelaut-pelaut yang masih hidup terkapar sakit parah. Kondisinya amat mengenaskan. Di tubuh mereka terdapat  bisul hitam yang bernanah dan berdarah.

Continue reading “Peradaban Kita Pasca Pandemi”

New Normal dan Transformasi Abnormalitas

Oleh: M Subhan SD

Pandemi virus corona membuat penduduk bumi terpojok: memasuki kehidupan normal baru (new normal). Tiada cara lain setelah miliaran manusia tak berdaya, ratusan negara kelimpungan, ratusan rezim penguasa tak berkutik, partai politik membisu, ormas tak bersuara. Negara-negara seperti Amerika Serikat yang biasanya amat powerful tiba-tiba menjadi powerless menghadapi virus yang super mikro itu.

Continue reading “New Normal dan Transformasi Abnormalitas”