subhan.esde@yahoo.com

Puasa & Kuasa

Ramadhan yang sunyi. Tiada ritual keramaian, setelah pandemi virus Corona (Covid-19) menghantui penduduk bumi. Tetapi, mungkin saatnya menjadi momentum lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa, walaupun dalam kesendirian di rumah-rumah. Sejatinya ibadah adalah relasi kesendirian makhluk dengan Sang Khalik, tatkala jiwa-raga berkomunikasi langsung dengan Allah. Tanpa perantara. Maka, banyak orang khusyuk bertahajud di malam sunyi di bawah bintang gemintang, dalam kesendirian. Banyak orang bersedekah dengan tangan kanan, menyembunyikannya dari tangan kiri. Beribadah bukan pamer ritual. Beribadah adalah berserah diri secara kaffah.    

Dalam kesendirian, orang cuma punya kuasa terhadap dirinya sendiri. Dalam politik kerumunan selama ini, kuasa tampak berwajah garang, bengis, menindas, licik, hipokrit. Dalam istilah Hobbes (1588-1679), itulah homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi sesamanya. Jika demikian mampukah berkuasa atas diri sendiri?  Puasa memberi penyadaran bahwa manusia bukanlah serigala. Puasa menjadi pengingat agar kuasa bukan adu otot dan watak culas. Puasa mengajarkan kuasa dalam pengabdian hakiki. Dan, dalam puasa kesendirian, cuma ada makhluk dan Sang Pencipta. Di depan Sang Khalik, tak pantas kita mengaku-ngaku punya kuasa.  Marhaban ya Ramadhan, selamat meraih keberkahan.

Ngabuburit Senja 1 Ramadhan 1441/24 April 2020