Indonesia adalah bangsa besar. Asian Games ke-18 pada 2018 di Jakarta dan Palembang saat ini menjadi pembuktian. Berulang kali bendera Merah Putih berkibar-kibar diiringi senandung merdu lagu ”Indonesia Raya” yang menggetarkan jiwa raga. Sampai Jumat (31/8/2018), Indonesia berada di posisi ke-4 dari 45 peserta. Indonesia berhasil mengumpulkan 93 medali terdiri dari 30 emas, 23 perak, 40 perunggu. Dengan begitu kita bisa mendekati negara- negara besar di Asia, seperti China (263 medali: 118 emas, 85 perak, 60 perunggu), Jepang (189 medali: 69 emas, 50 perak, 70 perunggu), dan Korea Selatan (160 medali: 43 emas, 54 perak, 63 perunggu).
Continue reading “Bukan Bangsa Omong Besar”Langkah Merah: Gerakan PKI 1950-1955

“Sesungguhnya buku ini bisa dipakai sebagai bahan untuk mempertebal kewaspadaan nasional dan kearifan sejarah”
Prof Dr Taufik Abdullah
Subhan SD, Langkah Merah: Gerakan PKI 1950-1955, Pengantar Prof Dr Taufik Abdullah, Yogyakarta, Bentang Budaya, cetakan pertama (1996), cetakan kedua (1999), tebal xvi + 130 halaman
Fenomena politik dunia yang endemik sepanjang akhir abad ke-20 adalah perubahan-perubahan sangat drastis dan radikal dalam ideologi komunis. Perubahan itu memberikan indikasi bahwa komunisme yang di awal abad ke-20 begitu mempunyai daya tarik dengan munculnya revolusi proletar tahun 1917 sehingga memunculkan negara Uni Soviet, pada akhirnya berhadapan dengan kondisi di mana ideologi itu tidak mampu mengikuti derasnya zaman. Belum lagi melampaui satu abad, komunisme sudah tertelan zaman.
Continue reading “Langkah Merah: Gerakan PKI 1950-1955”Pengampunan Koruptor: Negeri yang Bisa Merugi
Hampir seribu tahun silam, seorang tokoh besar pada masa Dinasti Song di China, Wang An Shih (1021-1086), mengingatkan, ada dua sumber korupsi yang senantiasa berulang, yaitu buruknya hukum dan buruknya manusia. Sejarah membuktikan tidak mungkin menyelamatkan pemerintahan dengan cuma bertopang pada hukum untuk mengendalikan pejabat, sementara mereka bukan orang yang tepat untuk pekerjaannya,” ujar Wang.
Continue reading “Pengampunan Koruptor: Negeri yang Bisa Merugi”Bangsa Plural Tidak Boleh Keropos

Abad ke-20 yang baru saja berlalu, kita menyaksikan dua negara-bangsa (”nation-state”) yang keropos: Yugoslavia dan Uni Soviet. Yugoslavia bertahan 73 tahun dan Uni Soviet bertahan 69 tahun. Kedua negara itu adalah negara besar. Yugoslavia menjadi motor Gerakan Nonblok dan Uni Soviet adalah pemimpin Blok Timur, dua kekuatan politik-ekonomi-militer yang memainkan peran penting sepanjang abad ke-20, selain Blok Barat.
Continue reading “Bangsa Plural Tidak Boleh Keropos”DPR, Gedung Baru, dan Perpustakaan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memang sudah seharusnya gigih, tak menyerah, dan pantang mundur. Sayangnya, bukan sebagai wakil rakyat dalam memperjuangkan kepentingan ratusan juta rakyat di republik ini, melainkan lebih mengurus kepentingan sendiri. Kegigihan DPR antara lain terlihat lewat ngototnya rencana pembangunan gedung baru DPR. Ini adalah proyek lama. Setiap mencuat ke publik, selalu muncul penolakan masif. Tahun 2010 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua DPR Marzuki Alie, rencana gedung baru DPR telah bikin gaduh. Kala itu anggaran pembangunan gedung baru senilai Rp 1,1 triliun.
Continue reading “DPR, Gedung Baru, dan Perpustakaan”Rencana Revisi UU KPK, Jangan Meruntuhkan Langit Negeri Ini
Barangkali tak ada yang sealot rencana revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi. Setiap tahun selalu saja diwacanakan. Setidaknya sudah enam tahun ini, rencana revisi itu selalu mencuat menjadi isu publik. Namun, setiap kali muncul ke permukaan, selalu mengundang kontroversi dan penolakan. DPR, lembaga terhormat pembuat legislasi itu menjadi pihak yang paling getol mengajukan revisi UU KPK. Belakangan pemerintah juga berposisi bersama-sama DPR.
Continue reading “Rencana Revisi UU KPK, Jangan Meruntuhkan Langit Negeri Ini”Andai Bung Karno Masih Hidup, Partai Politik Bisa Dikubur Hidup-hidup
Presiden Sukarno pernah marah besar pada partai politik. Kemarahan itu sampai dua kali digelorakan Bung Karno, yaitu ketika berpidato di forum pertemuan wakil-wakil pemuda dari semua parpol pada 28 Oktober 1956, dan dua hari kemudian pada 30 Oktober 1956 di depan kongres persatuan guru. Pasalnya partai politik suka main sikut dan berkonflik terus. Panggung politik pun selalu gaduh. Padahal stabilitas amat dibutuhkan bagi bangsa yang baru merdeka.
Continue reading “Andai Bung Karno Masih Hidup, Partai Politik Bisa Dikubur Hidup-hidup”Potensi Itu Harus Dikembangkan Lagi…

SEBAGAI gugusan pulau, Kelurahan Pulau Kelapa boleh dibilang cukup beruntung. Sebab, sebagian besar pulau-pulau wisata ada di dalam wilayahnya. Pulau-pulau di kawasan Pulau Kelapa yang memiliki izin sebagai obyek wisata bahari sekaligus Taman Nasional Laut adalah Pulau Hantu Barat, Hantu Timur, Bira Besar, Bira Kecil, Pelangi, Kaliage Besar, Matahari, Putri Timur, Putri Timur, Sepa Barat, Semut Kecil, Sebaru Kecil, Melintang Besar, Melintang Kecil. Sisanya dimiliki secara pribadi.
Continue reading “Potensi Itu Harus Dikembangkan Lagi…”Pulau Kelapa Menggeliat
PULAU Kelapa, salah satu kelurahan di kawasan Kepulauan Seribu seperti “anak tiri” ibu kota. Letak geografinya yang dipisahkan lautan, membuat kawasan itu seperti tertinggal dalam semarak pembangunan metropolitan Jakarta.
Continue reading “Pulau Kelapa Menggeliat”Jokowi, Suhu Panas Jakarta, dan Resep “Ora Mikir”
Cicero (106-43 SM), politisi dan filsuf Romawi, tidak pernah peduli dengan citra dirinya: dipersepsikan baik atau buruk. Bagi Cicero, mengabdi dan berbuat baik kepada publik dan bangsanya adalah sangat penting. Maka, ketika ia dipandang sinis dan dicibir, terutama oleh lawan-lawan politiknya sehingga ia tak populer di mata publik, Cicero yang kerap dipandang sebagai tokoh ambisius itu tak ambil pusing.
Continue reading “Jokowi, Suhu Panas Jakarta, dan Resep “Ora Mikir””